Dompu,-Kemenag dan Polres Dompu Senin (10/05) sekitar pukul 14.00 wita melaksanakan kegiatan workshop tentang penguatan ideologi Pancasila dalam menangkal faham radikalisme di kabupaten Dompu bertempat di aula Kantor Kemenag Dompu.
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Kementerian Agama, perwakilan dari Kesbangpoldagri, Kapolres Dompu di wakili kasat Intel, Kodim 1614/Dompu di wakili Danramil 1614-01-Dompu, Ketua MUI, Kepala KUA dan Tokoh Agama Se - Kabupaten Dompu, serta Ketua Pokjaluh, Pc. PD Muhammadiyah,PC NU, Ketua FKUB, PD.NW.
Perwakilan Kesbangpoldagri, Ir. Asikin pada kesempatan itu mengatakan, perkembangan di era digitalisasi banyak yang salah mengunakan media sosial, akibatnya pengaruh globalisasi, banyak sekali muncul permasalahan permasalahan yang komplek seperti generasi saat ini selalu bermain game online sehingga lupa akan pentingnya peningkatan kesadaran pendidikan."kita tetap harus waspada terhadap perkembangan tekhnologi sekarang ini,"kata Ir. Asikin.
Kapolres Dompu melalui Kasat Intelkam, Iptu. Makrus, S.Sos Mengatakan, Salah satu problem ancaman bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah munculnya fenomena penyebaran paham radikal dan anti Pancasila, yang dewasa ini secara nyata patut di waspadai demi kelangsungan persatuan dan kesatuan NKRI.
Dimana sebelumnya badan Nasional pencegahan terorisme (BNPT) berkerjasama dengan forum komunikasi koordinasi pencegahan teroris (FKKPT) telah menggelar kegiatan dialog Jaja kampus kita, dalam kesempatan tersebut direkutur BNPT Brigjen Pol Ahamad Wahid menjelaskan terorisme merupakan eksternal kejahatan kemanusiaan yang luar biasa. Sehingga penanganannya tidak boleh biasa.
"Kalau kita berbicara terorisme jika penanganannya tidak bisa secara persiel maka harus secara komprehensif, olestik mulai dari hulu sampai hilir. Penindakan terhadap terorisme yang dilakukan oleh Densus 88 kepolisian dalam hal ini tidak ada selesai-selasai jika tidak diberantas dari akarnya. Radikalisme merupakan faham yang menuju fase terorisme,"kata Makrus.
Terorisme merupakan bentuk aksinya sementara radikalisme merupakan faham yang melatarbelakangi aksi terorisme itu, sehingga dipahami semua terorisme pasti radikal. Tapi tidak semua radikal berakhir akan menjadi terorisme, ungkapnya Ahamad Wilda pada saat dialog Jajalah kampus di Sulawesi. Tandasnya Kepala Kesbagpoldagri. (Az)