Abstrak
Memelihara ternak Sapi bagi masyarakat bukan merupakan usaha pokok tapi hanya sebagai usaha sambilan disamping bertani. Disamping itu pemeliharaan ternak sapi masih
dikelola secara individu dan dalam skala kecil.
Kondisi yang demikian menyebabkan
pemanfaatan Sumberdaya yang dimiliki belum secara optimal. Dari permasalahan tersebut
diatas, maka beberapa persoalan yang mendasar terhadap pengembangan usaha ternak sapi adalah :
Pemeliharaan Ternak Masih Secara tradisional, Optimalisasi pemanfaatan pakan hasil sisa pertanian (jerami) masih rendah,Keterbatasan peternak dalam permodalan, pengetahuan
dan ketrampilan, akses teknologi dan akses pasar.
Terwujudnya masyarakat peternak yang mandiri dan sejahtera melalui pembangunan peternakan yang tangguh, berkelanjutan dan
berdaya saing untuk kemakmuran dan ketahanan masyarakat dompu, melalui 5 misi, yaitu :
1. Peningkatan kualitas Sumberdaya manusia (aparat peternakan dan petani ternak);
2. Peningkatan Produksi dan Produktifitas ternak;
3. Peningkatan pengawasan dan pengendalian terhadap mutu ternak;
4. Peningkatan kualitas Pakan dan
5. Peningkatan sarana dan prasarana
peternakan, maka upaya dalam mendukung program unggulan pemerintah daerah salah satunya adalah pengembangan Ternak Sapi perlu dilakukan optimalisasi penggunaan
sumberdaya yang ada yang berpihak kepada rakyat, kesinambungan dan desentralisasi, diharapkan menjadi modal dasar untuk mewujudkan swasembada komoditi peternakan dan mampu meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan peternak sapi dengan system pemeliharaan secara ekstensifikasi dan intensifikasi, sehingga efektifitas dan efisien dalam upaya pengembangan ternak sapi di kabupaten Dompu, melalui penguatan kelembagaan
peternak.
Kunci : Ternak Sapi; Ekstensifikasi dan Intensifikasi; Efektifitas dan Efisien; Kelembagaan Peternak.
POLICY PAPER
Optimalisasi Potensi Pengembangan Ternak Sapi Di Kabupaten Dompu
I. Pendahuluan
Dalam rangka mendukung visi dan misi Bupati Kabupaten Dompu, dimana Visinya adalah Terwujudnya masyarakat Dompu Yang Sejahtera, Mandiri dan Religius, dengan Misi besarnya adalah “DOMPU MASHUR” maka kaitan dengan peran sub sektor peternakan dalam mendukung itu adalah pada Misi Pertama yaitu : Meningkatkan Pertumbuhan dan memperkuat Struktur ekonomi daerah yang berbasis potensi lokal, maka Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu mempunyai Visi yaitu :
Terwujudnya masyarakat peternak yang mandiri dan sejahtera melalui pembangunan peternakan yang tangguh, berkelanjutran dan
berdaya saing untuk kemakmuran dan ketahanan masyarakat dompu melalui 5 misi, yaitu :
1. Peningkatan nkualitas Sumberdaya manusia (aparat peternakan dan petani ternak);
2. Peningkatan Produksi dan Produktifitas ternak;
3. Peningkatan pengawasan dan pengendalian terhadap mutu ternak;
4. Peningkatan kualitas Pakan dan
5. Peningkatan sarana dan prasarana
peternakan.
Untuk mencapai itu maka strategi yang dilakukan adalah dengan upaya sebagai berikut:
1. Meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi peternakan;
2. Memfasilitasi terjadinya kemitraan usaha bidang peternakan;
3. Meningkatkan jaminan keamanan pangan asal hewani dan
4. Meningkatkan dan mengembangkan pengolahan pasca panen dan hasil produksi peternakan.
Dalam Roadmap pengembangan komoditas unggulan kabupaten dompu JARAPASAKA masa kepemimpinan Bupati Dompu periode 2021 – 2026, salah satu program Utamanya adalah Ternak Sapi. Bagi masyarakat Dompu usaha peternakan Sapi bukan merupakan usaha yang baru tetapi sudah merupakan usaha yang tidak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat Dompu, Namun pengembangan ternak sapi belum mengembirakan. Kondisi ini disebabkan karena pemeliharaan ternak sapi masih didominasi oleh peternakan rakyat yang terintegrasi dengan usahatani lainnya.
Memelihara ternak Sapi bagi masyarakat bukan merupakan usaha pokok tapi hanya sebagai usaha sambilan dengan usaha pokok adalah bertani, pemeliharaan ternak sapi masih dikelola secara individu dan dalam skala kecil. Kondisi yang demikian menyebabkan pemanfaatan Sumberdaya yang dimiliki belum secara optimal. Dengan mengacu pada kondisi dan agar pengembangan ternak sapi dapat mengembirakan, maka perlu dilakukan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Untuk Pengembangan Ternak Sapi Di kabupaten Dompu” Terwujudnya masyarakat peternak yang mandiri dan sejahtera melalui pembangunan peternakan yang tangguh, berkelanjutran dan berdaya saing untuk kemakmuran dan ketahanan masyarakat dompu melalui 5 misi, yaitu :
1. Peningkatan kualitas Sumberdaya manusia (aparat peternakan dan petani ternak);
2. Peningkatan Produksi dan Produktifitas ternak;
3. Peningkatan pengawasan dan pengendalian terhadap mutu ternak;
4. Peningkatan kualitas
Pakan dan
5. Peningkatan sarana dan prasarana peternakan, yang merupakan visi dan misi dinas peternakan akan berimplikasi keberpihakan kepada rakyat, kesinambungan dan desentralisasi.
Dengan eksistensi ketiga substansi tersebut diharapkan mampu terciptanya peternakan yang tangguh berkelanjutan dan berdaya saing, maka persoalan yang mendasar yang perlu diatasi adalah :
a.Pemeliharaan Ternak Masih Secara Individu dan Tradisional
b. Optimalisasi pemanfaatan pakan hasil sisa pertanian dan Perkebunan masih rendah.
c. Keterbatasan peternak dalam permodalan, pengetahuan dan ketrampilan, akses teknologi
dan akses pasar.
II. Tujuan dan Metode
Untuk menjawab Visi dan misi bupati Dompu pada point. Pertama yaitu Meningkatkan pertumbuhan dan memperkuat struktur ekonomi daerah berbasis potensi lokal, maka untuk menjawab hal tersebut Visi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan kabupaten Dompu :
Terwujudnya masyarakat peternak yang mandiri dan sejahtera melalui pembangunan peternakan yang tangguh, berkelanjutan dan berdaya saing untuk kemakmuran dan ketahanan masyarakat dompu, maka optimalisasi sumberdaya melalui penguatan kelembagaan kelompok peternak akan berimplikasi keberpihakan kepada rakyat, kesinambungan dan desentralisasi.
Dengan eksistensi ketiga substansi tersebut diharapkan mampu terciptanya peternakan yang tangguh, berkelanjutan dan berdaya saing, yang pada akhirnya diharapkan menjadi modal dasar untuk mewujudkan swasembada komoditi peternakan dan mampu meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan peternak, khususnya ternak sapi.
Metodenya kualitatif dengan diskusi dan turun langsung menyrerap aspirasi dari masyarakat Petani Peternak.
III.Permasalahan
Persoalan yang mendasar yang dihadapi dalam pengembangan ternak sapi di kabupaten adalah : disebabkan karena pemeliharaan ternak Sapi bagi masyarakat bukan merupakan usaha pokok tapi hanya sebagai usaha sambilan disamping bertani.
Disamping itu pemeliharaan ternak sapi masih dikelola secara individu dan dalam skala kecil. Kondisi yang demikian menyebabkan pemanfaatan Sumberdaya yang dimiliki belum secara optimal, antara lain :
A. Pemeliharaan Ternak Masih Secara Individu dan Tradisional Pemeliharaan ternak sapi bagi masyarakat di kabupaten Dompu adalah sudah menjadi tradisi atau turun temurun.
Namun kegiatan usaha ini masih dilakukan secara tradisional, dimana
system pemeliharaan ternak dengan cara dilepas dan dibiarkan untuk mencari makan sendiri dan jarang adanya campur tangan dari petaninya sendiri. Kondisi disebabkan karena usahatani ternak sapi adalah masih bersifat sebagai usaha sambilan, sementara usaha pokoknya adalah usahatani, serta masih dilakukan secara individu dan dalam jumlah skala kecil.
Kondisi ini menyebabkan perhatian petani terhadap ternak sangat kurang. Kondisi inilah yang menyebabkan produktifitas dan produksi ternak sangat rendah. Dimana dengan kondisi
pengembangan ternak yang ada sekarang produksi dan produktifitas ternak sangat rendah, antara lain : berat badan ternak sapi hanya berkisar antara 150 kg/perekor s.d. 200 kg./ekor. Disamping itu tingkat kelahiran ternak hanya mencapai 5 % pertahun. Disamping itu tingkat kematian pedet masih cukup tinggi yaitu sampai 14 %.
B. Optimalisasi pemanfaatan pakan hasil sisa pertanian dan Perkebunan masih rendah.
Sistem pemeliharan ternak yang dilakukan oleh peternak masih sebagai usaha sambilan, maka kondisi menyebabkan perhatian petani ternak terhadap ternak sangat kurang, khusus dalam pemberian pakan pada ternak, karena system pemeliharaannya adalah dengan cara dilepas sehingga ternak mencari sendiri makanannya. Kalau kondisi ini terjadi pada daerah pelepasan ternak atau padang pengembangan masih tersedia rumput terutama pada musim hujan tetapi pada musim kemarau ketersediaan pakan berkurang.
Sementara pada daerah pertanian dimana kita ketahui bahwa limbah pertanian senbagai salah satu sumber pakan ternak belum dimanfaatkan secara maksimal. Jumlah limbah pertanian yang dihasilkan setiap tahun adalah sebanyak 704.230 ton/ha/thn dan baru daimanfaatkan sebagai pakan adalah sebanyak 349.466 ton/ha/th.
Sedangkan pada daerah pertanian, ternak juga dibiarkan untuk mencari makan sendiri, Kondisi ini menyebabkan perhatian petani terhadap ternak sangat kurang. Kondisi inilah yang menyebabkan produktifitas dan produksi ternak sangat rendah. Dimana dengan kondisi pengembangan ternak yang ada sekarang produksi dan produktifitas ternak sangat rendah, antara lain : berat badan ternak sapi hanya berkisar antara 150 kg/perekor s.d. 200 kg./ekor. Disamping itu tingkat kelahiran ternak hanya mencapai 5 % pertahun. Disamping itu tingkat kematian pedet masih cukup tinggi yaitu sampai 14 %.
C. Keterbatasan peternak dalam permodalan, pengetahuan dan ketrampilan, akses teknologi
dan akses pasar.
Usaha pengembangan ternak sapi di kabupaten dompu masih dalam skala kecil dan hanya sebagai usaha sambilan sementara usaha pokoknya adalah usahatani. Dan usaha ternaknya masih dilakukan dalam skala kecil dan individu kondisi lah yang menyebabkan akses terhadap permodalan, pengetahuan dan ketrampilan serta akses teknologi dan akses pasar sangat rendah.
IV. Analisis dan Alternatif Kebijakan
Memelihara ternak Sapi bagi masyarakat bukan merupakan usaha pokok tapi hanya sebagai usaha sambilan disamping bertani. Disamping itu pemeliharaan ternak sapi masih dikelola secara individu dan dalam skala kecil. Kondisi yang demikian menyebabkan pemanfaatan Sumberdaya yang dimiliki belum secara optimal. Dengan mengacu pada permasalahan tersebut diatas, maka perlu untuk dilakukan Optimalisasi Potensi Sumberdaya Untuk Pemeliharaan Ternak Sapi Melalui Penguatan Kelembagaan Kelompok Peternak, sehingga dengan demikian persoalan yang mendasar terhadap pengembangan usaha ternak sapi akan diatasi secara efektif dan efisian, yaitu :
a. Pemeliharaan Ternak dengan Sistem Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pemeliharaan ternak sapi bagi masyarakat di kabupaten Dompu adalah sudah menjadi tradisi atau turun temurun. Namun kegiatan usaha ini masih dilakukan secara tradisional, dimana system pemeliharaan ternak dengan cara dilepas dan dibiarkan untuk mencari makan sendiri dan jarang adanya campur tangan dari petaninya sendiri. Kondisi disebabkan karena usahatani ternak sapi adalah masih bersifat sebagai usaha sambilan, sementara usaha pokoknya adalah usahatani.
Upaya yang dilakukan dalam pengembangan ternak sapi adalah dengan ekstensifikasi di daerah kurang penduduk atau daerah pengembalaan ternak, serta pengembangan sitem beternak secara intensifikasi di daerah padat penduduk atau daerah pertanian.
B. Produksi dan Produktifitas ternak Sapi Dapat Dioptimalkan. Sistem usaha ternak masih dilakukan secara tradisional dimana ternak sapi dilepas begitu saja untuk mencari makan sendiri dan hanya sekali sekali saja pemiliknya datang melihat atau pada saat ternak dibutuhkan untuk dijual atau dipotong. Kondisi ini menyebabkan perhatian petani terhadap ternak sangat kurang. Kondisi inilah yang menyebabkan produktifitas dan produksi ternak sangat rendah. Dimana dengan kondisi pengembangan ternak yang ada sekarang produksi dan produktifitas ternak sangat rendah, antara lain :
Tingkat kelahiran ternak yang
rendah, berat badan ternak sapi hanya berkisar antara 150 kg/perekor s.d. 200 kg./ekor. Disamping itu tingkat kelahiran ternak hanya mencapai 5 % pertahun. Disamping itu tingkat kematian pedet masih cukup tinggi yaitu sampai 14 %. Upaya yang dalam meningkatkan produksi dan produktifitas ternak sapi, mengupayakan adanya keterlibatan peternak dalam proses produksi dan produktifitas ternaknya adalah melalui pengembangan usaha ternak sapi dengan Sistem Intesifikasi pada daerah padat penduduk atau pertanian dan ekstensifikasi pada daerah kurang penduduk atau daerah padang pengembalaan.
Diharapkan dengan upaya ini, maka tingkat kelahiran ternak dapat diharapkan 1 tahun 1 ekor kelahiran, berat badan ternak bias meningkat menjadi minimal 300 kg/ekor, serta tingkat kematian pedet dapat ditekan sampai nol persen.
C. Optimalisasi pemanfaatan pakan hasil sisa pertanian dan Perkebunan. Sistem pemeliharan ternak yang dilakukan oleh peternak masih sebagai usaha sambilan, maka kondisi menyebabkan perhatian petani ternak terhadap ternak sapi sangat kurang, khususnya dalam pemberian dan penyediaan pakan pada ternak, karena system pemeliharaannya adalah dengan cara dilepas sehingga ternak mencari sendiri makanannya. Ketersediaan pakan hijauan ternak pada musim hujan, baik pada daerah padang pengembalaan maupun pada daerah pertanian sangat melimpah, sementara pada musim kemarau ketersediaan pakan relative berkurang.
Untuk mengatasi hal ini maka kondisi ini perlu adanya campur tangan dari peternak itu sendiri, yaitu dengan menyediakan pakan sebagai antisipasi kekurangan pakan ternak sapi pada musim kemarau dengan memanfaat limbah pertanian dan perkebunan yang setiap tahunnya cukup melimpah.
Sementara pada daerah pertanian dimana kita ketahui bahwa limbah pertanian sebagai salah satu sumber pakan ternak belum dimanfaatkan secara maksimal. Jumlah limbah pertanian yang dihasilkan setiap tahun adalah sebanyak 704.230 ton/ha/thn dan baru dimanfaatkan sebagai pakan adalah sebanyak 349.466 ton/ha/th.
Upaya yang dilakukan adalah
adanya integrasi antara system beternak Sapi dengan usahatani, dimana hasil sisa atau limbah pertanian dan perkebunan dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi, serta meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan peternak dalam pengolahan dan pengawetan bahan pakan untuk disimpan sebagai bahan pakan cadangan dimusim kemarau.
D. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, akses teknologi dan akses pasar serta permodalan. Usaha pengembangan ternak sapi di kabupaten dompu masih dalam skala kecil dan hanya sebagai usaha sambilan sementara usaha pokoknya adalah usahatani. Disamping itu juga Usaha ternaknya masih dilakukan secara individu, kondisi inilah yang menyebabkan akses terhadap permodalan, pengetahuan dan ketrampilan serta akses teknologi dan akses pasar sangat rendah tidak efisien dan efektif, maka upaya yang dilakukan adalah Upaya pembentukan kelembagaan kelompok ternak yang kuat dengan berorientasi pada pengembangan usaha ekonomi, berdaya saing dan berkelanjutan.
V. Kesimpulan.
Adapun kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam tulisan ini adalah :
1. Pemeliharaan ternak Sapi yang dilakukan bukan menjadi usaha pokok tetapi mempunyai arti penting bagi petani sebagai tabungan yang sewaktu-waktu dapat dijual bila membutuhkan uang yang jumlahnya cukup besar untuk keluarga petani, masih dilakukan secara individu dan skala kecil, maka kedepannya perlu ditingkat melalui pemeliharaan
system ekstensifikasi dan intensifikasi.
2. Optimalisasi pemanfaatan pakan ternak dari hasil sisa tanaman pertanian dan perkebunan melalui integrasi pemeliharaan ternak sapi dan usaha pertaniani.
3. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, akses teknologi dan akses pasar serta akses permodalan lebih efektif dan efisien terhadap peternakan melalui Penguatan kelembagaan
peternak perlu dioptimalkan untuk mewujudkan pembangunan peternakan yang tangguh, berkelanjutan dan berdaya saing.
VI. Referensi
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 tentangg Rencana Pembangunan Nasional tahun 2020-2024.
2. Peraturan Daerah Kabupaten Dompu Nomor 13 tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu tahu8n 2006-2025.
3. RPJMD Kabupaten Dompu tahun 2021-2026.
Biografi Penulis:
Nama : Awaluddin, S.Pt
NIP : 198101212006041010
Riwayat Pekerjaan :
1. Staf pada PUSKESWAN Kecamatan Pajo (2006-2008)
2. Plt. Pimpres Kecamatan Hu’u (2008-2010)
3. Staf Bidang Bididaya (2010-2012)
4. Plh. Kasubag Program dan Pelaporan (2012-2014)
5. Kasubag Program dan Pelaporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan ( 2014-2021)
6. Fungsional Perencana Ahli Muda Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Dompu (2021-sekarang)
Riwayat Pendidikan
SDN 1 DOMPU
SMPN 1 DOMPU
SMUN 20 BANDUNG
S1 PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA.