Top Menu

Newsopini

Anti Kekerasan, Lingkungan Keluarga Mengawali

Redaksi
Minggu, 19 November 2023, November 19, 2023 WAT
Last Updated 2023-11-19T10:39:15Z
          Oleh: Firmansyah, S.Psi., M.MKes 

Mampukah keluarga menjadi madrasah pertama dan utama bagi anak untuk mendapatkan atau difasilitasi dengan sistim nilai yang baik dan positif berupa etika, tatakrama (adab sopan santun) atau norma aturan untuk berperilaku yang baik. 

Saat keluarga dapat menjadi madrasah pertama dan utama bagi anak untuk mendapatkan sistim nilai yang baik dan positif untuk berperilaku sebagaimana yang diharapkan maka anak dalam interaksi sosialnya di luar lingkungan keluarga mereka akan berperilaku yang baik sesuai dengan norma atau tata aturan yang diterapkan keluarga. 

Sebagai madrasah yang pertama dan utama bagi anak keluarga juga berpengaruh kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebaliknya kalau keluarga dalam banyak perannya tidak mampu berperan baik sebagai madrasah pertama dan utama bagi anak maka keluarga diibaratkan perahu bocor yang tidak berfungsi baik atau tidak mampu mencontohkan perilaku yang diharapkan. 

Menilik pada berbagai permasalahan sosial yang dilakukan anak saat berinteraksi sosial baik di sekolah maupun di luar sekolah seperti mempraktekan tindakan kekerasan (bullying) kebanyakan perbuatan kekerasan itu dicontoh, ditiru atau adopsi dari lingkungan keluarga. 

Secara umum diketahui bahwa perilaku yang diperankan anak adalah hal yang diadopsi (ditiru) dari lingkungan keluarga. Perilaku yang diadopsi tersebut kemudian dipraktekan anak saat mereka berinteraksi sosial dengan orang lain di luar lingkungan keluarga. 

Poses adopsi perilaku dilakukan anak dengan cara melihat dan mendengar sesuatu hal yang sering dan biasa terjadi di lingkungan keluarga. Perilaku yang ditiru (diadopsi) lalu dalam pikiran anak dinilai baik kemudian perilaku itu mereka praktekan saat berinteraksi sosial. 

Bisa jadi perilaku atau tindak kekerasan yang dilakukan atau dipraktekan anak saat berinteraksi sosial diadopsi (ditiru) dari perbuatan (tindakan) yang sering dilihat dan didengarnya dari lingkungan keluarga. 

Dibanyak harapan sebagai orang tua sudah pasti menginginkan buah hatinya dalam tumbuhkembangnya mereka dapat menjadi pribadi yang baik, berdayaguna, memiliki penghormatan baik pada diri sendiri maupun orang lain, percaya diri, optimis, bijaksana, beretika, bertatakrama, berbudi luhur, disiplin, baik hati, pemaaf, pencinta, penyayang, memiliki suasana hati yang sehat dan jauh dari melakukan perbuatan kekerasan. 

Saat interaksi sosial dengan anak berlangsung, secara tidak sadar (tanpa sadar) atau tidak disengaja orang tua sebagai representasi keluarga mempraktekan sesuatu hal yang tidak baik yang berdampak yang tidak baik (negatif) pula bagi anak dalam proses tumbuh dan kembangnya. 

Tindakan yang tidak baik dan secara tidak sadar dicontohkan orang tua (anggota keluarga yang lain) tersebut semisal melakukan tindak kekerasan seperti melakukan aksi main pukul (ringan tangan), menghina, merendahkan, melawan, mengacuhkan, mempermainkan, tidak saling menghormati atau menghargai antara satu dengan lainnya. 

Agar keluarga bisa menjadi madrasah pertama dan utama bagi anak hendaknya dapat mencontohkan sistim nilai, etika dan aturan yang baik. Keluarga juga harus dapat memfasilitasi anak menjadi pribadi yang menyehatkan secara mental dengan dapat mengelola emosi (stres) secara baik dan terarah. Harapan tentunya sangat bergantung dari hal yang dicontohkan keluarga selama masa pengasuhan anak berlangsung. 

Sebagai keluarga mari bantu anak-anak untuk tidak tumbuhkembang menjadi sosok yang negatif seperti saat berinteraksi sosial dengan lingkungan sosialnya mereka melakukan tindakan kekerasan apakah bersifat fisik, psikis maupun sosial. Saat berbagai hal yang diharapkan tersebut bisa difasilitasi maka anak-anak akan mengalami tumbuhkembang dengan baik yaitu dapat menjadi pribadi yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya semisal menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan kekerasan. 

Demikian, mudah-mudah ada manfaatnya bagi kita terutama para orang tua untuk bisa mendesain keluarga sebagai madrasah pertama dan utama bagi anak untuk tumbuhkembang menjadi pribadi yang dewasa dan jauh dari perilaku kekerasan. 

Penulis: Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi "Buah Hati", juga sebagai Koordinator Sub Bagian Komunikasi Pimpinan Bagian Prokopim Setda Dompu dan aktif sebagai Anggota PPM Kabupaten Dompu.(***)

TrendingMore