Sumbawa Besar,-Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin merayakan HUT ke-80 RI dengan semangat pelayanan publik, pariwisata, dan kebersamaan.
Di ruang tunggu, bendera merah putih berkibar di sudut, sementara anak-anak pegawai berlatih untuk lomba esok hari. Hiasan minimalis dan kegembiraan mereka menghadirkan nuansa kemerdekaan bagi penumpang, sementara petugas di luar menyiapkan perlombaan sederhana, membuat bandara lebih hidup dan penuh warna.
“Meski sederhana, kegiatan ini bertujuan memeriahkan dan menumbuhkan gairah kebangsaan,” kata Tri Pono Basuki Wijianto, Kepala Bandara, saat ditemui sehari sebelum perayaan HUT RI. Perayaan HUT RI tahun 2025 digelar sehari penuh dengan beragam aktivitas bagi penumpang dan staf.
Selain upacara bendera, panitia menyiapkan lomba memancing, lomba anak-anak, hingga pertunjukan seni malam hari. “Bandara bukan hanya tempat transit, tapi juga ruang kebersamaan,” tambah Tri Pono.
Pengelola bandara juga berpartisipasi dalam pameran di Balai Berdaya. UMKM menampilkan produk lokal, sementara sektor pariwisata dipromosikan secara aktif.
“Kalau UMKM berkembang, pasarnya juga harus tersedia. Pasar itu bisa datang dari pariwisata,” ujar Tri Pono.
Sumbawa, dengan posisi strategis di antara Bali, Lombok, dan Labuan Bajo, kian diminati wisatawan. “Dua bulan terakhir, penerbangan dari Bali selalu penuh,” ungkapnya.
Data internal menunjukkan peningkatan jumlah penumpang sejak awal 2025 hingga Agustus. “Tren pertumbuhan ini kami bagikan melalui media sosial resmi bandara,” kata Tri Pono.
Koordinasi dengan maskapai seperti Sriwijaya Air dan TransNusa terus dilakukan untuk menambah rute baru ke Sumbawa, termasuk melalui pertemuan daring.
Bagi Tri Pono, kemerdekaan berarti pelayanan terbaik. “Bandara hadir untuk menghubungkan Sabang hingga Merauke. Kami ingin menyediakan transportasi yang aman, nyaman, dan selamat,” ujarnya.
Ia juga menitipkan pesan menjaga keberagaman. “Masyarakat Sumbawa terdiri dari berbagai suku dan budaya. Itu kekayaan kita. Tugas kita menjaganya dan mengisinya dengan pembangunan demi kesejahteraan bersama.”
Kenangan masa kecil pun hadir tiap Agustus. “Dulu saya ikut lomba 17-an. Sekarang saya ajak anak-anak pegawai merasakan hal yang sama, supaya mereka sejak kecil bangga menjadi bagian bangsa Indonesia,” kata Tri Pono.
Di langit Sumbawa, pesawat satu per satu meninggalkan landasan, membawa penumpang sambil menyebarkan nuansa kemerdekaan. Bandara itu menjadi jembatan, tidak hanya bagi penumpang, tapi juga bagi persatuan dan harapan bangsa. (Bagus)