Top Menu

News

Kramat Raya 106, Rumah Kos Bersejarah Saksi Bisu Sumpah Pemuda

Redaksi
Rabu, 28 Oktober 2020, Oktober 28, 2020 WAT
Last Updated 2020-10-28T08:19:46Z


 KOMPAS.com - Hai pemuda, tahukah kamu hari ini adalah hari yang spesial? Tepat pada tanggal 28 Oktober 1928, sebuah peristiwa bersejarah terjadi. Kelompok pemuda dari berbagai macam suku, ras, dan agama bersatu dan bersepakat untuk bersama-sama berjuang melawan penjajah.

Hari itulah yang kemudian kita kenang sebagai Hari Sumpah Pemuda. Berbicara soal Sumpah Pemuda, tentu kita harus menilik kembali di mana peristiwa itu terjadi dan bagaimana awalnya. Sebuah gedung saksi peristiwa Sumpah Pemuda masih berdiri kokoh di Jalan Kramat Nomor 106, Jakarta Pusat. Gedung itu awalnya dikenal dengan nama Gedung Kramat Raya 106. 

Baca juga: 92 Tahun Sejarah dan Isi Teks Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 Gedung ini menjadi saksi bisu atas pembacaan ikrar ratusan pemuda di Indonesia, 92 tahun silam.  Di gedung seluas 1.285 meter persegi ini, para pemuda Indonesia melebur untuk berdiskusi terkait format perjuangan hingga merumuskan apa yang kita sekarang kenal sebagai Sumpah Pemuda. Gedung itu mulai difungsikan sejak sekitar awal abad ke-20. Awalnya, gedung ini merupakan rumah tinggal dari seseorang bernama Sie Kong Tiang. Barulah pada tahun 1908, gedung itu disewakan bagi pemuda dan pelajar, sehingga memberi jalan bagi kemajuan pergerakan pemuda Indonesia. Lihat Foto Pengunjung melihat Museum Sumpah Pemuda di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (22/10/2015).(KOMPAS/PRIYOMBDO) Awalnya rumah kos mahasiswa Awal tahun 1900-an, muncul gelombang elite terpelajar di Indonesia. Mereka kemudian membentuk berbagai organisasi kepemudaan yang banyak dibentuk berdasarkan identitas etnis, seperti Jong Celebes (Sulawesi), Jong Ambon (Ambon), Jong Java (pemuda Jawa), Jong Sumatranen Bond (Sumatera), dan Pemuda Kaum Betawi. Anggota dari organisasi tersebut bersekolah di kota-kota besar di Jawa. Baca juga: Mereka yang Merawat Ikrar Sumpah Pemuda di Maluku, Kalbar, dan Sumbar   Banyak dari sekolah-sekolah tersebut yang menyediakan asrama. Namun, sebab jumlah pelajar semakin meningkat, asrama pun tak cukup lagi mengakomodasi semua pelajar. Alhasil, sebagian dari mereka harus tinggal di rumah kos. Salah satu gedung yang menyediakan jasa tersebut, tak lain adalah Kramat Raya 106 yang kala itu dikenal dengan sebutan Commensalen Huis. Sejak 1908, Kramat Raya 106 telah dihuni oleh pemuda dan mahasiswa dari sekolah kedokteran School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (Stovia) dan sekolah hukum Rechtsschool (RS).


TrendingMore