Dompu,-Ada yang menarik saat kegiatan aksi demontrasi spontanitas yang dilakukan oleh sekitar puluhan massa yang merupakan wali murid di SMPN 6 Dompu Kamis (23/10/25) pagi kemarin.
Saat kegiatan aksi sedang berlangsung, hadir Sekretaris Dikpora (Sekdis) Kabupaten Dompu, Ismail, S.Sos dengan menggunakan sebuah mobil Fortuner warna hitam. Ketika turun dari mobil dia langsung masuk gerbang SMPN 6 Dompu menuju ruangan Kepala sekolah setempat yakni saudari SHD.
Ditemani Kapolsek Kota, Ipda. Ade Helmi, Kepala Desa Kareke, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Kareke termasuk sejumlah Wartawan dari sejumlah media, dalam ruangan ukuran sederhana itu terlihat kursi sofa empuk warna merah muda yang dijadikan sebagai tempat duduk semuanya.
Dihadapan Kapolsek Kota, Kades Kareke, Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta sejumlah Wartawan dan guru, Sekdis dengan nada sedikit emosi melontarkan kalimat "untuk diketahui oleh semuanya bahwa Kepala Sekolah ini sudah berapa kali kita panggil untuk menghadap dan diberikan pembinaan di Dinas Dikpora, dan itupun sudah dua kali dilakukan, tapi kenapa hal ini (persoalan, red) bisa terjadi lagi secara berulang kali ?
Ternyata kalimat yang dilontarkan Sekdis itu langsung ditanggapi oleh SHD sang Kepala SMPN 6 Dompu : "Bukan saya yang melakukan hal itu, inikan orang dalam (guru SMPN 6 Dompu, red) dan kenapa bapak langsung seperti itu penyampaiannya".
Pada momen itu, SHD juga tidak mengakui jika dirinya dipanggil untuk menghadap ke Dinas guna diberikan pembinaan, justeru SHD mengaku bahwa dirinya ke Dinas selama dua kali saat itu karena dalam keadaan terpaksa, sebab jika dirinya tidak ke Dinas maka nama nya akan lain lagi. Tapi kenapa guru yang laporkan hal itu, tidak konfirmasi dengan saya dulu, justeru selama ini saya selalu bungkus masalah disekolah ini."ucap SHD menanggapi ucapan Sekdis Dikpora.
Suasana dalam ruangan sempat tegang karena saling lempar kalimat antara kedua pucuk pimpinan dunia pendidikan itu, namun suasana tegang tersebut langsung di mediasi oleh Kapolsek Kota, Ipda. Ade Helmi yang langsung mengalihkan pembicaraan keduanya.
Namun SHD tetap angkat bicara guna menanggapi kalimat Sekdis dan mengaku bahwa saat masuk rapat diruangan Sekdis dirinya dikontak langsung oleh Kadikpora Drs. H. Rifaid, M.Si bahkan Kadis sendiri justeru melarang dirinya untuk hadir ke sana (Dikpora, red) tapi dirinya yang ngotot ke Dikpora, tapi setelah nyampe di Dikpora justeru orang Dinas lain lagi penyampaian ke kita.
"Saya juga mau menanyakan ke Pak Sekdis terkait kesalahan diri saya dan apa yang tercoreng saat kepemimpinan saya ? Sebab selama saya duduk menjadi Kepala SMPN 6 Dompu ini kira-kira siapa yang melakukan hal ini (kesalahan maksudnya) tapi justeru saya sabar saja,"jelas SHD.
Perang argumen antara atasan dan bawahan tersebut sempat alot sehingga Sekdis meminta kepada Kasek agar segera menyiapkan ruangan saja untuk berdialog dengan massa aksi dan suluruh guru setempat agar dipanggil untuk mengikuti dialog ini untuk menyelesaikan masalah yang menjadi tuntutan massa aksi itu.
"Sebaiknya pembicaraan kita ini dilakukan dalam ruangan rapat saja bersama perwakilan massa aksi, guru-guru dan aparat. Mari sama-sama kita menemui massa aksi diluar agar bisa berdialog untuk selesaikan masalah ini sehingga nama baik dunia pendidikan ini bisa dipulihkan kembali,"tegas Sekdis kepada SHD dan lainnya.
"saya minta kepada Kasek agar masalah ini tidak dibiarkan lagi karena nama baik dunia pendidikan di Kabupaten Dompu NTB sudah tercoreng sehingga tidak bisa dibiarkan berlarut-larut sebab ini persoalan pendidikan,"pinta Sekdis dengan nada geram.
Sekdis mengungkapkan, masalah yang terjadi di tubuh SMPN 6 Dompu ini kerap terjadi yakni pertengkaran antara Kepala SMPN 6 Dompu dengan sejumlah guru, sehingga ada beberapa laporan yang telah masuk di Dikpora dari sejumlah guru, bahkan sudah dua kali Kasek dipanggil untuk diberikan pembinaan oleh pengawas di Dikpora, tapi perselisihan hingga pertengkaran tetap terulang kembali. Akibatnya, dunia pendidikan di Kabupaten Dompu sangat tercoreng akibat ulah kepsek ini.
"Jadi masalah ini tidak bisa dibiarkan terjadi lagi secara berulang kali, apalagi hari ini sampe bisa terjadi demo lagi, dan ini merupakan demo yang kedua kalinya dari wali murid, berarti di sekolah ini ada masalah besar,"ungkap Sekdis saat dialog dengan wali murid.
Sementara Kapolsek Kota, Ipda. Ade Helmi meminta kepada Sekdis dan Kepsek agar bisa keluar untuk menemui massa aksi agar massa aksi bisa menggelar audensi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan ini dengan baik secara bersama.
"Kita hadir disini bagaimana agar masalah ini bisa selesai makanya kita harus temui massa aksi diluar. Terkait masalah dinas, itu jangan pecahkan disini tapi antara Dinas dan Kepsek sendiri dan Kepsek nya bisa dipanggil dikantor untuk menyelesaikan nya.
Untuk diketahui bahwa dialog terbuka massa aksi dihalaman depan SMPN 6 Dompu hanya dilakukan bersama Sekdispora dan Kapolsek Kota saja, Kepala SMPN 6 Dompu justeru enggan menemui massa aksi dan memilih bertahan di ruangannya.(bersambung)
