Top Menu

daerahnews

Dinas Pertanian Sumbawa Pacu Musim Tanam, Fokus Padi dan Jagung Unggulan

Redaksi
Selasa, 11 November 2025, November 11, 2025 WAT
Last Updated 2025-11-11T16:56:26Z
Foto : Kadis Pertanian Kabupaten Sumbawa, Ir. Ni Wayan Rusmawati

Sumbawa Besar, NTB-Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa mempercepat pelaksanaan musim tanam 2025/2026 dengan tetap memprioritaskan dua komoditas unggulan, padi dan jagung. Keduanya menjadi tumpuan utama ketahanan pangan serta peningkatan kesejahteraan petani di daerah tersebut.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Ir. Ni Wayan Rusmawati, M.Si, menegaskan fokus tanam padi dan jagung masih menjadi prioritas karena kontribusinya signifikan terhadap perekonomian masyarakat.

 “Fokus kami tetap pada padi dan jagung karena itu komoditas unggulan Sumbawa. Sementara hortikultura seperti cabai dan bawang juga mendapat perhatian melalui program demplot di tiap kecamatan,” tuturnya kepada Lintas Samudera, Senin (10/11/2025).

Menurut Rusmawati, keberhasilan pertanian tahun ini tercermin dari meningkatnya kesejahteraan petani yang kini menikmati harga jual gabah seimbang dengan biaya produksi.

“Harga padi kini stabil dan menguntungkan petani, bahkan sedikit lebih tinggi dari biaya sarana produksi yang mereka keluarkan,” imbuhnya.

Kesiapan musim tanam, lanjutnya, sangat bergantung pada sinergi antara petani, penyuluh, dan pengamat pengairan. Penyuluh menjadi ujung tombak lapangan untuk memastikan petani menebus pupuk sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

“Jangan sampai pupuk bersubsidi yang sudah direncanakan tidak ditebus, karena itu membuka ruang penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Terkait waktu tanam, Rusmawati menjelaskan masa ideal dimulai ketika curah hujan merata.

“Kalau hujan turun seminggu sekali lalu berhenti dua minggu, petani biasanya belum berani tanam. Tapi untuk daerah dekat sungai atau beririgasi, sebagian sudah mulai menanam sejak awal November,” jelasnya.

Dinas Pertanian juga menyiapkan program Optimalisasi Lahan (Opla) agar lahan tadah hujan dapat ditanami dua kali setahun dengan memanfaatkan air permukaan.

“Dengan Opla, petani bisa membuat lumbung air sederhana untuk meningkatkan intensitas tanam,” ujarnya.

Selain padi dan jagung, pemerintah daerah mendorong diversifikasi hortikultura melalui Sekolah Lapang Tematik Hortikultura (STLH) di 24 kecamatan. Program ini menargetkan pengembangan demplot sayuran dan buah seperti cabai, tomat, semangka, wortel, dan kubis.

Rusmawati menegaskan, strategi konkret dinas meliputi penyiapan sarana produksi seperti pupuk dan benih, pengawasan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), serta pemanfaatan teknologi pertanian untuk efisiensi waktu dan biaya.

“Dengan alat mesin pertanian, waktu tanam dan panen bisa lebih cepat, biaya pun berkurang,” lanjutnya.

Ia menambahkan, hal penting ke depan adalah menjaga saluran irigasi primer, sekunder, dan tersier agar tidak tersumbat sedimentasi.

“Pemeliharaan jaringan irigasi tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Gotong royong dan peran petani sangat dibutuhkan agar distribusi air tetap lancar,” katanya.

Sebagai penutup, Rusmawati mengimbau agar petani memanfaatkan bantuan pemerintah secara bijak.

“Kami berharap petani merawat alat mesin pertanian bantuan pemerintah, sebab alat itu milik bersama. Mari dukung program Sumbawa Hijau dari Bapak Bupati, karena hutan yang lestari akan melindungi lahan pertanian dari banjir,” pungkasnya. (Winda/Bgs)

TrendingMore