Dompu,-Teka teki kaburnya pengantin pria inisial MRD warga Lingkungan Soriwono Kelurahan Potu Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu NTB menjelang prosesi akad nikah dan resepsi pernikahan dengan WD warga Lingkungan 5 Kelurahan Montabaru Kecamatan Woja Kabupaten Dompu pada Senin (07/02/22) kemarin, masih menjadi hot issu terutama di dunia jagad maya.
Bahkan motif dibalik kaburnya MRD inipun masih belum diketahui secara jelas dan masih menjadi tanda tanya publik. Sejumlah wartawan dari media online dan televisi langsung mendatangi kediaman pengantin Wanita WD dikediamannya di Lingkungan 5 Kelurahan Montabaru Kecamatan Woja Kabupaten Dompu pada Selasa (8/2/2022) sekitar pukul 13.20 wita.
Inilah hasil wawancara sejumlah wartawan dengan pihak keluarga WD selaku pengantin wanita ?
Eka Puspitasari, saudara sepupu WD menceritakan, WD merupakan anak ke 6 atau bungsu dari 6 bersaudara. WD memiliki 1 kakak perempuan dan 4 saudara laki yang kini dua saudara laki nya sebagai asobah (usbah) atau wali dari WD setelah kedua orang tuanya meninggal dunia saat WD menginjak usia Sekolah Dasar.
Setelah WD tumbuh dewasa, WD sejak SMA kelas 2 menjalin asmara dengan MRD sebagai sepasang kekasih yang setia. Selama ini hubungan mereka baik-baik saja, bahkan MRD dikenal sebagai seorang pemuda yang sangat baik, rajin sholat dan mengaji, bahkan MRD selalu mengumandangkan adzan di masjid.
Melihat kepribadian MRD yang taat beribadah, membuat keluarga WD menyukainya dan merestui hubungan keduanya. Seiring waktu berjalan, hubungan keduanya semakin erat. Bahkan MRD sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh keluarga WD.
Namun ditengah mereka pacaran, para keluarga kaget mendengar dan mengetahui bahwa WD sudah berbadan dua. Kondisi ini pun, membuat keluarga WD kaget dan melakukan musyawarah yang kemudian mendatangi pihak keluarga MRD untuk menikahkan keduanya.
Dari cerita Eka, keluarga MRD pun koperatif dan sepakat untuk menikahkan keduanya. Namun beberapa waktu kemudian, reaksi keluarga MRD pun mulai berubah, mereka meminta agar MRD dan WD dinikahkan secara syirih (nikah dibawah tangan) dengan alasan karena MRD berencana akan mengikuti tes sebagai calon anggota TNI.
"Keluarga MRD meminta seperti itu dan kami pun dari keluarga WD sudah tentu tidak bisa terima dan mereka harus tetap dinikahkan secara sah. Selang beberapa hari, masalah ini pun kembali dibahas secara bersama antara keluarga WD dan MRD yang difasilitasi oleh pihak-pihak terkait termasuk Pemerintah Kelurahan setempat. Pada pertemuan itu pun menghasilkan kesepakatan bersama untuk menikahkan MRD dan WD, sehingga saat itu langsung ditentukan waktunya untuk akad nikah dan resepsi pernikahan,"cerita Eka Puspitasari sembari melirik ke Dua saudara laki WD yang duduk terdiam dekat pintu rumah nya.
Berbagai proses pun dilakukan. Bahkan, MRD dan WD secara langsung mengurus berbagai berkas dan administrasi untuk diurus di Kantor Urusan Agama (KUA) sampai pada hari puncaknya kegiatan yang sakral. Pihak keluarga pengantin wanita pun menyiapkan segalanya termasuk menyebarkan undangan akad dan resepsi pernikahan.
Pada Senin (07/02/22) merupakan puncak acara akad nikah dan resepsi. Semua persiapan sudah dilakukan, termasuk pelaminan dan lain-lain. Pada saat detik-detik pelaksanaan akad dan resepsi, pengatin pria pun tidak kunjung hadir. Ternyata, pihak keluarga WD mendapat informasi bahwa pengantin pria MRD telah kabur dan berdasarkan informasi MRD berada di Kota Mataram.
"Sikap MRD telah mencoreng nama baik seluruh keluarga kami, bahkan saat mengetahui MRD kabur, WD dan seluruh keluarga merasa terpukul dan tidak henti-hentinya menangis hingga di arena resepsi pun tamu undangan pun ikut menangis. Yang lebih mengiris hati kami lagi, acara resepsi pernikahan terpaksa dilaksanakan ditengah banyaknya undangan yang hadir, meski tanpa kehadiran MRD. Sikap dan ulah yang dilakukan MRD sangat tidak manusiawi terlebih lagi pada WD yang merupakan anak yatim-piatu,"kata Eka Puspitasari dengan nada sedih.
Pasca pelaksanaan acara, WD bersama keluarga harus menanggung malu atas kejadian ini. Apalagi kondisi kehamilan WD saat ini sudah memasuki usia 5 bulan. Yang jelas kami dari keluarga WD sudah resmi melaporkan MRD ke Polres Dompu.
Laporan yang diajukan, agar MRD bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya secara Hukum."kami berharap agar pihak kepolisian bisa segera mengusut tuntas kasus ini dan segera menangkap RMD. Intinya MRD bersama keluarganya harus bertanggungjawab,"tanda Eka.(amin)