Dompu,-Sekitar puluhan massa dari Desa Adu Kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu NTB, Rabu (2/2/22) memblokade jalan lintas Lakey. Blokade jalan dengan menggunakan batu dan pohon membuat arus lalu lintas lumpuh total.
Selain itu massa aksi juga menghadang dua unit kendaraan pengangkut material milik PT. STM. Aksi yang dikoordinir oleh Yani dan Abdul Haris selaku korlap meminta kepada pihak perusahaan agar kuato tenaga kerja (Naker) Desa Adu dibeberapa perusahan lokal maupun nasional yang bekerja di PT.STM yg dianggap masih sedikit agar ditambah.
"Kami minta kepastian dari perusahaan tambang terkait nasib tenaga kerja yang sudah lulus bahan bahkan sudah ditanyakan ukuran kostumnya. Namun, sampai saat ini justeru tidak ada tindaklanjut dari pihak PT. STM sendiri,"ungkap Yani dalam orasinya.
Sementara Kapolsek Hu'u, IPDA. Agustamin, SH bersama anggota turun ke lokasi dan berupaya bernegosiasi dengan warga. Namun tak diindahkan karena masyarakat tetap ngotot ingin bertatap muka dengan pihak PT. STM.
Sekitar pukul 10.00 wita, Komrel PT. STM, Aulya Parantes dan rombongan turun ke lokasi dan mengajak masyarakat untuk berdialog di aula Kantor Desa Adu. Ajakan Komrel lalu diikuti oleh masa aksi dan membuka blokade jalan.
Pada dialog itu dihadiri langsung oleh Kapolsek Hu'u, IPDA. Agustamin, SH, Kades Adu, Burhanuddin, Sejumlah kontraktor perusahaan lokal dan non lokal serta Babinsa dan Bhabinkamtibmas Desa Adu.
Abdul Haris, S.Pd selaku korlap aksi menjelaskan pada tanggal 27 Januari 2022 pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan PT. STM dan Pemerintah Desa Adu. Namun pada saat itu pihak PT. STM tidak hadir dan tidak mendengarkan apa yang menjadi keinginan masyarakat Desa Adu. Sehingga kami melakukan aksi pemblokiran jalan, ini karena pihak PT STM yang enggan hadir.
Menurut Haris, pemblokiran jalan seakan-akan sangat premanisme, padahal mereka melakukan pemblokiran jalan semata-mata untuk kepentingan masyarakat.
"Memang kami mengakui salah, namun keberadaan tambang di wilayah Kecamatan Hu'u seakan-akan tidak melakukan pemerataan terhadap perekrutan tenaga kerja, memang betul pihak PT STM tidak adil dalam perekrutan tenaga kerja karena sampai saat ini tenaga kerja di Desa Adu sangat minim di bandingkan Desa-Desa yang lain"kata Haris.
Terkait hal itu, Haris menduga adanya dugaan premanisme dalam tubuh PT.STM, karena setiap masyarakat yang masukan lamaran sangat sulit dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa diterima oleh pihak perusahaan.
"Kami harapkan agar di tambahkan kuota tenaga kerja khusus Desa Adu karena kami tau bahwa tenaga kerja di Desa Adu sangat minim,"harap Haris.
Menanggapi hal itu, Aulya Parantes selaku pihak PT. STM menyampaikan bahwa sistim rekrutmen terhadap karyawan sudah sesuai standar prosedur perusahan dan sudah berkoordinasi dengan pemerintah desa.
"Kontraktor yang bermitra dengan STM juga disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya tenaga kerja non skill harus di sama ratakan sehingga pada saat rekrutan tenaga kerja semua adil. Namun yang terjadi setiap kami memasang pengumuman ada orang-orang yang usil untuk menghilangkan pengumuman tersebut sehingga yang lain ketinggalan informasi,"ucap Aulya.
Aulya mengaku pihaknya sangat kesulitan pada saat cek up terhadap tenaga kerja, karena banyak yang gagal dalam kesehatannya. Maka dari itu ia berpesan agar masyarakat betul-betul menjaga kesehatannya sehingga pada saat cek up mereka semua tetap dinyatakan sehat dan mendapatkan pekerjaan.
Salah satu kontraktor yang diketahui bernama Nurdin sangat berterimakasih dengan adanya dialog seperti ini sehingga apa yang menjadi keinginan masyarakat khususnya di Desa Adu bisa ditampung dan direalisasikan.
"kami sudah merekrut beberapa orang di Desa Adu dan kami melakukan sudah melakukan pemerataan. Namun kendala di lapangan adalah setiap kali kami menempel atau memasang informasi penerimaan karyawan, selalu saja hilang dan dirusak oleh oknum tak bertanggung jawab,"ujar Nurdin.
Pernyataan dan penjelasan pihak PT. STM kemudian kembali ditanggapi korlap aksi. Abdul Haris, S.Pd berharap pihak PT. STM agar betul-betul direalisasi terkait pemerataan perekrutan pekerja.
"Kami meminta daftar nama karyawan seluruhnya sehingga kami bisa bandingkan dari masing-masing Desa,"cetus Haris.
Audensi cukup berjalan alot, namun terlaksana dengan aman dan lancar. Masyarakat juga menggertak, jika apa yang menjadi tuntutan dan harapan masyarakat Desa Adu tidak diindahkan, maka aksi serupa akan kembali mereka lakukan.
Dari pantauan media ini, Jalan yang diblokade kini telah dibuka dan kendaraan juga melintas normal seperti sediakala.(ab)