Top Menu

nasionalNews

Quick Count” Litbang Kompas: Pilpres Satu Putaran, Prabowo-Gibran Unggul

Redaksi
Rabu, 14 Februari 2024, Februari 14, 2024 WAT
Last Updated 2024-02-15T03:33:23Z
JAKARTA, dikutip dari KOMPAS bahwa Quick count atau hasil hitung cepat Kompas memprediksi Pemilihan Umum 2024, khususnya pada pemilihan presiden, akan berlangsung hanya dalam satu putaran. Ini karena pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, unggul.

Pemimpin Redaksi Kompas Sutta Dharmasaputra mengatakan, berdasarkan hitung cepat yang dilakukan Litbang Kompas dan dilaksanakan di 2.000 tempat pemungutan suara (TPS) sampel, saat ini data yang masuk sudah 55,6 persen dan data tersebut sudah menunjukkan kestabilan.

”Oleh karena itu, kami menyimpulkan, memprediksi bahwa Pemilu Presiden 2024 akan berlangsung satu putaran. Dan, siapa yang unggul berdasarkan data quick count Litbang Kompas, yang unggul adalah pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Demikian pernyataan dari atau kesimpulan dari hasil quick count atau hasil hitung cepat Pemilihan Presiden 2024,” kata Sutta, Rabu (14/2/2024) pukul 15.50 WIB.

Sutta mengatakan, sejak pukul 14.00 WIB sudah terlihat adanya kestabilan. Namun, kestabilan ini sudah terlihat jelas dan perbedaannya cukup signifikan. Angka yang didapatkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terlihat jauh lebih unggul. Dan, ini bisa disimpulkan dengan keyakinan karena prediksi tersebut berdasarkan perolehan suara yang didapatkan pasangan Prabowo-Gibran di TPS-TPS sampel hitung cepat.

”Dari pemilihan umum ini, dipastikan Prabowo-Gibran mendapatkan suara lebih dari 50 persen karena simpangan yang besar ini, kita yakin, berdasarkan data. Dengan demikian, diprediksi pemilihan umum akan berlangsung dalam satu putaran saja,” kata Sutta.

Sutta juga mengingatkan, hasil rekapitulasi hasil suara tetap harus menunggu proses rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum yang berlangsung selama 20 Februari hingga 21 Maret 2024.

Peneliti Litbang Kompas, Budiawan Sidik, mengatakan, sejauh ini proses hitung cepat dan rekapitulasi hasil survei pascapilih berjalan lancar. Namun, memang masih ada sejumlah tantangan yang dihadapi.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah proses perhitungan di TPS yang tertutup. Budiawan mengungkapkan, ia mendapatkan laporan ada beberapa TPS yang menutup akses bagi tenaga lapangan yang tidak bisa mengikuti proses perhitungan. Budiawan menyebut ada sejumlah TPS di Bali, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

Meski demikian, Budiawan mengatakan, jika yang terkendala ada 1-2 TPS, ini memang masih dalam margin of error. Tetapi, pihaknya masih berusaha dengan metode persuasi untuk bisa mendapatkan sampel dari TPS tersebut.

”Ya, sejauh ini, kami masih running seperti yang masih on the track seperti yang sudah kami rencanakan sebelumnya,” kata Budiawan.

Budiawan menambahkan, sebagai lembaga yang berkomitmen pada pengawasan demokrasi, Litbang Kompas memiliki harapan besar terhadap peran quick count dalam proses pemilu. Hitung cepat ini dilakukan untuk memastikan jalannya demokrasi di negeri ini berlangsung sesuai dengan ketentuan perlindungan yang ada serta mengawasi agar proses demokrasi dapat berjalan sebaik mungkin.

”Melalui quick count, kami berharap bisa menjadi koridor atau benchmark yang memberikan batasan atas dan bawah terhadap hasil pemilu sehingga dapat menjadi pembanding yang valid dengan hasil hitung resmi pemerintah. Ini menunjukkan, jika terdapat perbedaan yang signifikan melebihi margin of error pada hasil akhir, maka ada kebutuhan untuk konfirmasi dan pemeriksaan lebih lanjut. Harapan kami dengan quick count ini, dan tentu saja dengan upaya lainnya, adalah untuk mengawal demokrasi di negeri ini sebaik mungkin,” kata Budiawan.

TrendingMore