Saturday 28/06/2025

Top Menu

DompuNews

Kisah Rumah Panggung 6 Tiang Yang Sangat Berharga Dimata BBF ?

Redaksi
Jumat, 04 Oktober 2024, Oktober 04, 2024 WAT
Last Updated 2024-10-04T14:55:15Z
Inilah rumah panggung sederhana yang terletak di Dusun Lapangan Desa Bara Kecamatan Woja tempat BBF dibesarkan.(foto : dok. LS/LA)

Dompu,-Semua orang pasti memiliki kenangan dalam hidupnya, walaupun kenangan itu hanya sesaat yang dirasakan tapi semuanya pernah mengalaminya. Terlebih lagi kenangan itu saat menjalani pahit manisnya kehidupan bersama kedua orang tua.

Dalam kenangan itu, sudah pasti tercipta canda tawa maupun suka dan duka, semuanya tetap selalu ada dalam kehidupan ini. Demikian pula yang di alami oleh seorang Bambang Firdaus, SE saat masa kecilnya dahulu, berikut kisahnya.

BAMBANG FIRDAUS, SE merupakan seorang anak yang dilahirkan dari keluarga sederhana dan miskin. Bambang Firdaus bersama saudara-saudaranya merupakan anak yang selalu berbakti kepada kedua orang tuanya. Dia di didik dan dibesarkan orang tua nya sesuai tuntutan agama Islam, yang diwajibkan untuk beribadah, mengaji, saling membantu, menghargai dan menghormati orang yang lebih tua.

Bertempat di Dusun Lapangan Desa Bara Kecamatan Woja tepatnya disebuah rumah panggung 6 tiang yang berdindingkan papan dan beratapkan genteng, itulah seorang Bambang Firdaus, SE yang namanya kini viral sebagai Calon Bupati Dompu ini tinggal dan dibesarkan oleh kedua orang tuanya. BBF merupakan putra yang dilahirkan dari rahim seorang ibu.

Ia dibesarkan dari keluarga miskin dengan penuh kesederhanaan. Ketika usianya bertambah hingga masuk dibangku kelas 2 Sekolah Dasar tepatnya di SDN 18 Woja (nama sekarang) yang terletak di Desa Bara, dirinya bersama saudaranya selalu dituntut untuk bekajar. Sejak menginjak usia dibangku SD tersebut, setiap hari ia bersama rekannya selalu bermain dan berbagi cerita bersama hingga dirinya tumbuh dewasa dan dibawa oleh orang tuanya tinggal di Desa Manggeasi Kecamatan Dompu dan meninggalkan rumah panggung itu.
kesedihan warga Desa Bara menyambut kehadiran BBF.

Hingga menjadi seorang pengusaha sukses dengan penghasilan yang lumayan pun, sosok Bambang Firdaus tidak pernah merubah wataknya yang selalu melekat pada dirinya selama ini. Sifat ramah, sederhana, baik hati, selalu berbagi dan tetap menghormati orang yang lebih tua tidak pernah hilang dari seorang BBF. Bahkan aura sebagai calon seorang pemimpin di Kabupaten Dompu inipun terlihat jelas diwajah ganteng sang BBF.

Hingga pada saat pelaksanaan kegiatan blusukan BBF-DJ yang terjadwal pada Kamis (03/10/24) kemarin di Desa Madaparama, Desa Bara dan Desa Nowa, pemilik slogan Dompu Maju ini merupakan sosok yang sangat dicintai dan dirindukan oleh masyarakat khususnya warga Desa Bara yang merupakan tanah kebesarannya.

Siapa sangka, usai berjalan kaki mengelilingi seluruh perkampungan, Bambang Firdaus menyempatkan diri melangkahkan kaki nya menuju pada sebuah rumah panggung 6 tiang yang masih berdiri kokoh. Sembari melepaskan sepatu nya, secara perlahan langkah kaki BBF menaiki satu per satu anak tangga dan menatap sekeliling dalam rumah kecil itu.

Spontan seorang ibu selaku penghuni rumah tersebut, berteriak dan menangis memeluk erat BBF. Lantas siapakah wanita paruh baya itu ? ternyata dialah keluarga dekat BBF yang telah mengurusnya sejak kecil, yang kini merawat dan menata seisi rumah 6 tiang tersebut.

Sebuah pertanyaan lahir dari media ini, Kenapa BBF sangat menyayangi dan merindukan rumah panggung 6 tiang itu, dan kenapa bisa nyaman saat berada dalam rumah tersebut ? 
BBF saat berada dirumah yang membesarkannya.
Ternyata jawaban dari suami Ibu Onti ini sungguh mengagetkan ribuan massa yang memang belum mengetahui ceritanya. Rumah panggung sederhana yang dibangun sejak BBF kecil itu ternyata rumah milik kedua orang tuanya. Rumah yang membesarkannya, rumah yang mendidiknya yang dianggapnya sebagai harta yang paling berharga hingga kini.

"Dirumah panggung sederhana inilah saya bersama saudara-saudara di didik dan dibesarkan oleh kedua orang tua. Rumah ini sangat berharga dan sangat bersejarah bagi saya karena semua pahit manisnya kehidupan, lahirnya canda tawa dan suka duka semuanya berada dalam rumah ini,"aku BBF sembari melirik isi rumah.

BBF menjelaskan, pada masa kecilnya, ia bersama saudaranya dibesarkan dari hasil pertanian seadanya. Sebagai anak dari seorang petani miskin, ia selalu dituntut untuk terus bekerja dilahan persawahan membantu kedua orang tuanya, bercocok tanam hingga panen pun mereka selalu kerjakan sendiri tanpa menggaji orang karena hidup yang serba kekurangan.

Dari pahitnya kehidupan itulah sehingga membuatnya terus menumbuhkan semangat untuk terus berusaha dan berjuang demi mencapai sebuah kesuksesan. 

Walaupun menghasilkan rupiah per bulannya dengan angka yang lumayan, memiliki rumah yang megah hingga kemewahan lainnya yang selalu nampak dimata banyak orang, namun semuanya justeru tidak pernah membuat seorang BBF bangga dan menyombongkan diri. Justeru dia tetap merendah diri, saling menghargai dan menghormati sesama termasuk banyak membantu orang yang membutuhkan, namun ia tetap terlihat sederhana dan murah senyum.
Apa yang selalu teringat oleh BBF sehingga dirinya tidak pernah bangga dengan apa yang membuatnya sukses ? 

Bagi BBF, apapun yang diraihnya walaupun harta dan tahta sekalipun melekat pada dirinya, namun semuanya tidak akan pernah bisa merubah sikap dan perilakunya sebagai seorang Bambang Firdaus yang sederhana dan merendah diri, karena baginya kesuksesan yang diraih itu tidak dibawa mati justeru semuanya hanyalah sebuah titipan semata dari Allah SWT yang sifatnya harus dijaga dan dipergunakan dengan baik untuk kepentingan agama dan kemaslahatan orang banyak.

"Apa yang mau kita banggakan dalam hidup ini, saya dulunya orang yang sangat susah, miskin, buruh tani yang sama seperti yang dirasakan olrh orang banyak. Saya bisa bangga ketika saya bisa membangun daerah ini kearah yang lebih maju dan mensejahterakan seluruh lapisan masyarakat yang ada. Hal itulah yang dianjurkan oleh Islam dan nasehat orang tua saya selama ini,"jelas BBF dengan senyum khasnya.(amin kasipahu)

TrendingMore