Sumbawa Besar, NTB — Di sebuah lahan yang baru saja digali di Desa Pukat, Kecamatan Utan, Bupati Sumbawa Ir. H. Syarafuddin Jarot, MP menunduk, mengambil batu, lalu meletakkannya dengan hati-hati di dasar galian. Di sampingnya, perwakilan TNI Kodim 1607/Sumbawa melakukan hal yang sama. Gerakan sederhana itu menandai dimulainya pembangunan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, sebuah langkah simbolis menuju kemandirian ekonomi masyarakat desa.
Kegiatan yang berlangsung pada Jumat sore (17/10/2025) itu merupakan bagian dari peletakan batu pertama serentak di seluruh Indonesia, disiarkan melalui sambungan zoom meeting dari Kementerian Koperasi dan UKM RI. Program ini juga menjadi bagian dari groundbreaking pembangunan 80 ribu gerai dan gudang koperasi di berbagai wilayah tanah air.
Dalam arahannya secara daring, Menteri Koperasi dan UKM RI Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa sejak regulasi koperasi Merah Putih diterbitkan, pemerintah bersama 18 kementerian dan lembaga telah mempercepat penyusunan perangkat teknis dan operasional agar koperasi bisa segera beroperasi penuh.
“Mulai Oktober ini, koperasi Merah Putih telah memasuki tahap operasional. Ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan gerakan ekonomi rakyat yang berkelanjutan,” katanya.
Program ini mendapat dukungan penuh dari TNI, sebagai bagian dari Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
Bupati Jarot menyampaikan apresiasi terhadap sinergi tersebut.
“Pemkab Sumbawa berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan TNI dalam menyukseskan program koperasi Merah Putih. Ini bentuk nyata dukungan terhadap Asta Cita Presiden Prabowo Subianto menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar koperasi dikelola secara profesional dan transparan.
“Para pengurus harus amanah, mengutamakan kepentingan masyarakat, dan memastikan koperasi benar-benar menjadi sumber kesejahteraan bersama,” tegasnya.
Dari Desa Pukat, semangat itu mulai tumbuh. Gerakan Koperasi Merah Putih di Sumbawa kini bukan lagi sekadar rencana di atas kertas — tetapi langkah nyata membangun ekonomi dari desa, oleh desa, dan untuk desa. (bgs)