Hadirnya anak-anak yang sehat, tangguh, kuat, unggul, cerdas, kreatif, inovatif, punya kepercayaan diri yang tinggi, optimis dalam menghadapi masa depan dan memiliki kemampuan dan pandai melibatkan diri dalam banyak aktivitas positif dilingkungan sosialnya baik saat ini maupun dimasa depan menjadi harapan dan kebanggaan dari orang tua, pendidik, masyarakat bahkan juga pemerintah.
Bagaimana mewujudkan harapan tersebut agar bisa tercapai dengan baik dan terarah, tentu saja dalam mewujudkan harapan tersebut harus ada upaya yang baik dan juga terarah dari para orang tua, pendidik, masyarakat dan pemerintah dari sekarang.
Salah satu upaya penting yang dapat dilakukan guna mewujudkan anak dengan karakteristik sebagaimana yang diharapkan yaitu dengan memperhatikan perkembangan psikososial anak dan remaja. Perhatian yang lebih pada faktor psikososial ini mendorong anak remaja bisa berkembang secara sehat sesuai dengan hukum perkembangan yang normal. Lingkungan yang ramah dan peduli anak remaja memudahkan dalam memaksimalkan perkembangan psikososialnya.
Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup aspek psikis dan sosial atau sebaliknya. Psikososial menunjuk pada hubungan yang dinamis antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain.
Perkembangan yang baik dan sehat antara kedua faktor penting bagi penyesuaian diri manusia dalam berbagai aspek ini berdampak yang baik dan terarah bagi individu untuk dapat memaksimalkan berbagai potensi yang dimiliki guna menjawab berbagai tantangan dilingkungan sosialnya.
Adanya gangguan psikososial menjadi kendala bagi anak remaja untuk mengalami perkembangan yang sehat dan terarah. Oleh karena itu berbagai gangguan psikososial yang dialami atau dihadapi anak remaja sesegera mungkin dapat dideteksi atau ditangani secara dini oleh berbagai pihak terkait.
Berdasarkan data hasil kajian Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan 2020 tercatat sebanyak 4,3 persen anak laki-laki dan 5,9 persen anak perempuan di tingkat SMP dan SMA memiliki keinginan bunuh diri karena mengalami gangguan depresi. Gangguan depresi merupakan salah satu bentuk gangguan psikososial yang dapat berpengaruh pada perkembangan anak remaja, termasuk dalam prestasi dan sosialisasi di sekolah maupun di tempat lainnya.
Dalam lingkungan yang ramah dan layak anak, baik dirumah, disekolah, dimasyarakat, ataupun diberbagai tempat dimana anak remaja berada, memungkinkan terpenuhinya berbagai kebutuhan yang diperlukan selama masa tumbuhkembang berlangsung dan secara dini berbagai hal yang tidak diharapkan tersebut dan mengganggu proses perkembangan psikososial anak remaja dapat dicegah dan diminimalisir.
Hal yang perlu dipahami dan disadari oleh orang tua, pendidik, pemerhati masalah anak remaja dan juga masyarakat pada umumnya berbagai unsur yang bisa menyebabkan terganggu atau terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan psikososial anak remaja seperti kurang atau kehilangan kasih sayang dari orang disekitarnya, kehilangan orang yang dicintai, adanya kerentanan kondisi fisik ataupun mengalami kekerasan dalam rumah tangga ataupun diluar lingkungan rumah secara dini dapat dicegah dan mendorong semua pihak untuk menyiapkan lingkungan yang dapat memenuhi atau memfasilitasi unsur yang dibutuhkan anak remaja selama proses tumbuhkembang berlangsung.
Demikian, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua guna mempertahan predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) yang sudah diraih daerah ini dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mewujudkan KLA dengan predikat Madya di Daerah dengan motto Nggahi Rawi Pahu ini.
Penulis : Firmansyah, S.Psi., M.MKes, Ahli Muda Pranata Hubungan Masyarakat (Humas) dan Koordinator Sub Bagian Komunikasi Pimpinan Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Dompu.
