Oleh: Firmansyah, S.Psi., M.MKes
Remaja adalah kelompok usia yang sering menarik perhatian banyak pihak untuk mendiskusikannya. Sering bermasalah dibanyak aktivitasnya membuat orang tua dan juga pihak lainnya salah paham tentang remaja.
Banyak ahli psikologi memberikan uraian terkait dinamika kehidupan remaja. Mereka berpendapat bahwa remaja adalah fase usia peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa awal.
Di fase tersebut terjadi perubahan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis maupun sosial. Perubahan yang terjadi sering membuat remaja berada posisi tidak stabil kemudian berbenturan dengan berbagai keadaan di depannya.
Para ahli psikologi yang menguraikan panjang lebar terkait dinamika remaja tersebut diantaranya;
Erik Erikson. Seorang psikolog terkenal, mengemukakan bahwa remaja berada di tahap identitas versus kebingungan peran. Dia menyebut remaja berjuang menemukan identitas pribadi dan mencari siapa diri mereka dan bagaimana mereka ingin dilihat.
Jean Piaget. Seorang ahli dalam bidang psikologi kognitif, percaya bahwa remaja mengalami tahap operasi formal. Di tahap ini dia menjelaskan remaja mulai menggunakan pemikiran abstrak, logis, dan penalaran untuk memahami dunia di sekitarnya.
G. Stanley Hall. Menggambarkan remaja sebagai masa yang penuh dengan konflik dan ketegangan. Ia menyebut di fase ini individu mulai memahami perbedaan antara diri mereka dan norma-norma sosial.
Ada banyak persoalan yang dihadapi remaja dalam berbagai aktivitasnya. Persoalan yang muncul sering mengganggu penyesuaian diri remaja dengan orang di sekitarnya. Berbagai persoalan tersebut diantaranya;
Obesitas, minum minuman keras, merokok, tekanan dari teman sebaya, kecanduan Gagawai, masalah percintaan dan aktivitas sosial, bullying atau perundungan, masalah dengan orang terdekat, depresi, masalah akademis, gangguan makan, dan masalah penampilan.
Bagaimana seharusnya orang tua bersikap dengan berbagai persoalan yang dialami remaja. Membantu remaja keluar dari kesulitan yang dirasakannya orang tua atau pihak lainnya bisa melakukan hal sebagai berikut;
Pastikan anak remaja merasa aman dan dicintai, tunjukan bahwa orang tua memahami perasaannya, ajak anak remaja mengobrol, dan buatlah mereka merasa nyaman dan mau mengutarakan apa yang menjadi masalahnya.
Berikutnya tunjukkan bahwa orang tua mempercayai anak remaja dan akan membantunya dalam menghadapi masalah yang dihadapi, jika anak remaja melakukan kesalahan, jangan cepat-cepat menghakiminya, tanyakan apa alasannya dan beri mereka teguran yang tepat.
Lainnya orang tua bisa memberikan pesan yang positif pada anak remaja. Hal tersebut membuatnya merasa mendapat dukungan dan membantunya mengerti apa yang harus dilakukan dan lakukan hal yang menyenangkan bersama anak remaja, seperti makan dan berolahraga bersama.
Bila kemudian orang tua masih merasa ada kesulitan tidak ada salahnya mencari bantuan ke profesional seperti Psikolog, Psikiater, Konsultan Psikologi atau ahli lainnya yang sekiranya bisa membantu. Berdiskusilah dengan profesional tersebut terkait persoalan yang dihadapi.
Demikian, mudah-mudahan ada manfaatnya bagi tumbuhkembang putra dan putri kita menuju hadirnya generasi emas bangsa dan daerah yang unggul, tangguh, sehat, dan cerdas di Tahun 2025.
Penulis: Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi "Buah Hati", Kabupaten Dompu juga sebagai Koordinator Sub Bagian Komunikasi Pimpinan Bagian Prokopim Setda Dompu dan aktif sebagai Anggota PPM Kabupaten Dompu.***