Top Menu

Newsopini

Cegah Perilaku Buruk Siswa, Orang Tua dan Guru Perlu Melakukan Ini

Redaksi
Jumat, 12 Januari 2024, Januari 12, 2024 WAT
Last Updated 2024-01-12T16:06:06Z
        Oleh: Firmansyah, S.Psi., M.MKes 

Banyak orang tua dan juga guru yang mengkhawatirkan terjadinya perilaku buruk siswa di sekolah seperti suka mengganggu teman-temannya, tidak mau diatur, bikin masalah seperti berlari kiri kanan saat proses belajar tengah berlangsung. 

Berbagai perilaku buruk siswa di sekolah kadang juga berkepanjangan bahkan berujung pada keributan antara orang tua dengan orang tua seperti saling tuding di Grup Wasthapp bahwa salah seorang dari siswa telah berlaku buruk di sekolah dan berdampak merugikan bagi siswa lainnya. 

Sebagai orang tua atau guru dengan melihat adanya perilaku buruk siswa yang dirasakan mengganggu baik terkait dengan proses belajar mengajar maupun dalam interaksi sosial para siswa di sekolah perlu dicarikan solusi pencegahannya. 

Beberapa keunikan ataupun dinamika persoalan yang dihadapi siswa di sekolah, untuk upaya pencegahannya disampaikan beberapa hal penting untuk dapat dilakukan orang tua atau guru antara lain; 

1. Hendaknya orang tua, ibu dan bapak guru dapat membekali para siswa saat berada di sekolah dengan kemampuan menatakelola emosi (management emosi) dengan baik. 

Kemampuannya dalam menatakelola emosi membuat kondisi emosi mereka tetap stabil juga survive (kondisif) dengan keadaan dilingkungan sosialnya; 

2. Bila dalam interaksi sosialnya di sekolah anak (siswa) bisa marah, sedih bahkan juga bisa bergembira adalah sesuatu yang wajar terjadi. 

Namun hal itu akan menjadi masalah yang pelik saat buah hati kita mencurahkan emosinya secara berlebihan dengan tidak mengenal tempat dan waktunya: 

3. Untuk membuat anak-anak kita bisa beradaptasi secara baik dengan keadaan disekitarnya, selaku orang tua juga bapak dan ibu guru bisa membantu mereka (para siswa) untuk dapat memanage emosinya. 

Bagaimana seharusnya para siswa dapat menempatkan emosi gembira, marah ataupun sedih pada tempatnya adalah hal yang penting untuk diarahkan yang membuat mereka terus bisa menyesuaikan diri secara baik dengan teman-teman lainnya. 

4. Kemudian juga bagaimana orang tua atau guru dapat mengajarkan atau mencontohi pentingnya sikap empati untuk dimiliki oleh buah hati atau setiap anak didik saat ada teman mereka sedang memiliki masalah. 

5. Dari sikap empati tersebut anak dapat berpikir dan berperilaku yang positif serta bisa menerima secara asertif saat ada atau melihat teman mereka memiliki masalah (problem). 

6. Berikutnya sebisa mungkin anak-anak mendapatkan bekal yang baik dan positif dari rumah terkait dengan bagaimana seharusnya mereka bisa menyesuaikan diri secara baik dan terarah dengan teman-temannya. 

Dengan bekal yang baik dan positif dari rumah suasana persahabatan, kerjasama dan kebersamaan diantara siswa (anak) bisa senantiasa berlangsung dengan baik. 

Demikian, mudah-mudahan ada manfaatnya untuk tumbuh kembang para siswa kearah yang lebih baik dengan menghindarkan diri dari perbuatan buruk yang berdampak merugikan tidak hanya bagi diri sendiri namun juga bagi orang lain. 

Penulis Firmansyah, S.Psi., M.MKes, Konsultan Psikologi pada Lembaga Konsultasi dan Bimbingan Psikologi "Buah Hati" Kabupaten Dompu juga sebagai Koordinator Sub Bagian Komunikasi Pimpinan Setda Dompu dan Anggota Pemuda Panca Marga (PPM) Kabupaten Dompu.

Ayo ke TPS dan arahkan tangan anda untuk mencoblos...


TrendingMore