Top Menu

Newsopini

Bullying Itu Hadir Karena Tergerusnya Nilai Empati, Begini Solusinya ?

Redaksi
Selasa, 21 Oktober 2025, Oktober 21, 2025 WAT
Last Updated 2025-10-22T05:56:25Z
              Oleh: Firmansyah

Masalah bullying atau perundingan sepertinya diberapa hari terakhir menjadi topik yang paling sering didiskusikan (diobrolkan). 

Munculnya beberapa kasus bullying di masyarakat yang salah satunya menyebabkan jatuhnya korban jiwa anak menjadi isyarat kasus bullying bukan hal biasa. 

Bullying perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, orang tua, guru, masyarakat, pemerintah dan stakeholder terkait untuk memberikan solusi sehingga tidak terjadi lagi kasus yang sama dikemudian hari.

Salah satu penyebab munculnya kasus bullying di masyarakat dipicu oleh mulai melemah atau hilangnya sifat empati pada anak. 

Saat sifat empati masih menguat dalam diri individu yang masih menjadi penguat bagi berbagai aktivitas individu jarang sekali bahkan tidak ada kasus bullying yang terjadi. 

Menguatnya atau terpeliharanya sifat empati bisa membuat daya kontrol individu untuk bertindak negatif semisal bullying bisa ditahan (dikontrol). 

Apa itu empati? Empati adalah keadaan mental yg membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yg sama dengan orang atau kelompok lain.

Ilustrasi atau praktek dari sifat empati itu adalah ketika individu sedang berinteraksi sosial lalu melihat ada orang disekitarnya mengalami kekurangan, milihat kondisi dimaksud mendorong yang bersangkutan mau menolong atau membantu.

Karena masih menguat atau terpeliharanya sifat empati tadi menyebabkan individu berpikir positif untuk mau peduli membantu atau mengatasi problem yang dialami orang lain bukan malah menyakiti atau mengabaikannya. 

Pikiran positifnya ketika individu diposisi yang sama seperti orang yang sedang mengalami kekurangan tadi pasti akan berharap yang sama ada orang lain yang bisa membantu untuk keluar dari krisis yang dihadapinya. 

Kenyataan pada hari ini sifat empati dalam diri individu (anak) mulai tergerus. Tegerunya sifat empati pada diri individu membuat kasus bullying rentan terjadi. 

Melemahnya atau hilangnya sifat empati pada diri seseorang membuat seseorang tidak lagi peduli pada orang lain bahkan dengan mudah orang akan bertindak menyakiti bahkan menghilangkan jiwa orang lain. 

Dalam prosesnya "tergerusnya" sifat empati ini berlangsung secara pelan-pelan, tidak sekaligus namun sedikit demi sedikit dan akhirnya menghilang atau berkurang sama sekali. 

Tergerusnya sifat empati itu tentu ada alasannya semisal munculnya semangat hidup individualistis, kesibukan dalam beraktivitas yang membuat orang tidak lagi merasa terikat secara aktif untuk berinteraksi secara hangat dan asertif dengan sesama. 

Tergerusnya sifat empati ini bersamaan dengan mulai melemah atau hilangnya nilai-nilai sosial yang baik yang dipraktekkan individu. 

Nilai-nilai sosial yang baik tersebut seperti kerjasama, kebersamaan, saling membutuhkan atau saling menguatkan diantara satu dengan yang lainnya sebagai sebuah support sistem.

Sebagai solusi untuk mencegah atau mengatasi kasus bullying pada anak-anak yang biasa muncul saat ini selain sifat empati, nilai-nilai sosial yang baik dan positif yang saat ini tergerus harus kembali diperkuat untuk menjamin hadirnya perilaku-perilaku yang baik dimasyarakat.

Hidupnya atau menguatnya sifat empati dalam berbagai interaksi sosial yang berlangsung akan mendorong semangat individu untuk saling menolong dan membatu sesama terus hidup, tidak hilang dan tidak melemah.

Demikian, mudah-mudahan ada manfaatnya pencerahan ini untuk tumbuhnya perilaku yang baik dan positif di masyarakat bukan perilaku bullying.***

TrendingMore