Dompu,-Jeritan masyarakat terkait dugaan kelangkaan hingga meroketnya harga jual gas elpiji bersubsidi di wilayah Kabupaten Dompu NTB akhir-akhir ini, ternyata menjadi perhatian khusus bagi Kepala Disperindag.
Ulah sejumlah pangkalan yang diduga memberikan gas elpiji ke pengecer dalam jumlah lumayan banyak itu, menjadi perhatian dan bahan keluhan dari masyarakat sendiri. Sebab, harga jual gas elpiji yang dibandrol oleh pengecer ternyata tidak tanggung-tanggung yakni antara Rp. 30.000 hingga Rp. 50
000 per tabung.
Angka Rp. 30.000 ke atas tersebut ditemukan berdasarkan pengakuan warga dijual oleh pengecer di wilayah Kecamatan Dompu dan Woja, sedangkan harga Rp. 50.000 per tabung itu dijual pengecer di wilayah Kecamatan Pekat.
Akibatnya, warga menjerit atas dugaan kelangkaan dan meroketnya harga jual gas elpiji bersubsidi tersebut.
Terkait hal itu, Kepala Disperindag Kabupaten Dompu, Ir. H. Armansyah, M.Si menegaskan, Dinas Perindag akan turun lapangan untuk melakukan sweeping terhadap pengecer Gas Elpiji Bersubsidi yang menjajakan dagangannya tanpa mengantongi ijin resmi, karena dugaan naiknya harga jual elpiji di masyarakat tersebut dilatar belakangi oleh ulah pengecer yang memasang harga melebihi harga dari pangkalan.
"Ulah pengecer ini tidak bisa dibiarkan sebab sangat meresahkan masyarakat, sehingga masyarakat berasumsi bahwa kenaikan harga Gas Elpiji bersubsidi ini berasal dari pangkalan, padahal sebaliknya itu dilakukan oleh pengecer tak berijin itu sendiri,"tegas H. Arman pada media ini beberapa waktu lalu saat ditemui diruang kerjanya.
H. Armansyah menyampaikan, sebelum itu pihaknya bersama Sekda Dompu telah mendatangi Kementerian ESDM RI untuk meminta penambahan jatah gas elpiji bersubsidi untuk wilayah Kabupaten Dompu NTB, hasilnya Kementerian ESDM sendiri mengabulkan permintaan itu dan jatah penambahan itu sudah mulai dilaksanakan pada bulan Mei 2025 kemarin.
"Jatah tambahan gas elpiji bersubsidi untuk kebutuhan rumah tangga tersebut akan diperoleh pangkalan itu sendiri,"jelasnya.(amin)